DAMPAK
KABUT ASAP BAGI LINGKUNGAN SEKITAR KEPULAUAN RIAU
Disusun untuk memenuhi tugas Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh
Devi Merliyanti
Hikmatullah
Muhamad Sa'rudin
Muhamad Sajili
Renaldy Pangestu
Rifat Anggi Agustian
Siti Tisas Sitra Sanana
Zulfa Tsuroya
XI – IPA 2
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
CARINGIN
Jalan Mayjen HE. Sukma Km. 16 Kec.
Caringin – Bogor Telp. 0251 -8242 246 E_Mail : smancar@yahoo.co.id
BOGOR
2016
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya karya
ilmiah yang berjudul "Dampak Kabut Asap Bagi Lingkungan Sekitar Kepulauan
Riau" dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Karya ilmiah ini disusun untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Semo-ga karya
ilmiah ini dapat di jadikan sumber acuan belajar dan menambah wawasan bagi
pembacanya.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada orang tua yang telah memberi-kan
dukungan baik secara materil maupun nonmateril. Tidak lupa kepada Ibu Resti
Nuraina Ulfa selaku guru pembimbing dan
rekan–rekan yang membantu dalam proses penulisan karya ilmiah ini.
Diharapkan karya ilmiah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi para pembaca. Penulis menyadari
karya ilmiah ini jauh dari ke-sempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun senantiasa diharapkan guna perbaikan di masa yang akan
datang.
Bogor, Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3
Tujuan Penelitian............................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI
2.1
Lahan Gambut................................................................................................... 4
2.2
Penyebab Kebakaran Di Kepulauan Riau......................................................... 5
2.3
Pengaruh
Kabut Asap........................................................................................ 5
2.4 Upaya Menanggulangi Kabut Asap Di
Kepulauan Riau................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan ........................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hutan sebagai paru-paru dunia juga penyumbang oksigen dan keanekara-gaman hayati terbesar di muka
bumi. Terdapat berbagai jenis flora dan
fauna di dalamnya. Hutan adalah bentuk kehidupan
yang tersebar di seluruh dunia yang dapat ditemukan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin. Sebagai fungsi ekosistem, hutan berperan sebagai lumbung air, penyeimbang
lingkungan dan mencegah timbulnya pemanasan global.
Hutan Indonesia merupakan hutan terluas ke-3 di dunia setelah Negara Bra-zil dan Negara Zaire. Luas hutan di Indonesia
diperkirakan mencapai 120,35 juta hektar atau sekitar 63% luas daratan. Penyebaran hutan
di Indonesia hampir ber-ada di seluruh wilayah nusantara, termasuk Provinsi
Riau. Sebagian besar wilayah hutan Provinsi Riau merupakan lahan gambut yang
sangat berpotensi untuk per-tumbuhan kelapa sawit. Dari luasan total lahan gambut di
dunia sebesar 423.825.-000 ha, sebanyak 38.317.000 ha terdapat di wilayah
tropika. Sekitar 50% dari lu-asan lahan gambut tropika tersebut terdapat di Indonesia
yang tersebar di pulau-pulau Sumatra, Kalimantan dan Papua.
Indonesia menempati urutan ke-4 dalam hal luas total lahan gambut sedunia,
setelah Kanada, Uni Soviet dan Amerika Serikat. Indonesia memiliki lahan gam-but terluas diantara negara tropis lainnya, yaitu sekitar 21 juta ha, yang
ter-sebar luas terutama di pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua (BB Litbang SDLP, 2008 dalam Agus dan
Subiksa, 2008). Lahan gambut Riau menempati urutan ke-2 ter-banyak setelah
provinsi Papua.
Oleh karena itu, banyak perusahaan-perusahaan baik swasta asing maupun
dalam negeri yang berminat dan tertarik terhadap lahan gambut di Provinsi Riau
dan kemudian melakukan kerjasama untuk membangun perkebunan kelapa sawit yang
akan diolah menjadi minyak. Namun tidak semua perusahaan yang menaati peraturan
pemerintah terutama dalam hal pengelolaan lahan untuk pembangunan
sehingga timbulah tindakan illegal
yang dilakukan oleh perusahaan tersebut yang hanya dapat memberikan keuntungan
sepihak. Misalkan, pembukaan lahan yang dilakukan dengan
cara pembakaran hutan.
Dengan semakin banyaknya lahan yang dibakar maka
akan meningkatkan kadar asap dari kebakaran itu sendiri. Apalagi asap yang
ditimbulkan dari pem-bakaran lahan gambut yang dinilai sangat sulit
dalam upaya penyelesaiannya. Di-karenakan, saat musim kemarau tiba permukaan
tanah gambut cepat sekali kering dan mudah terbakar, dan api di permukaan juga
dapat merambat ke lapisan dalam yang relatif lembab. Oleh karenanya, ketika
terbakar, kobaran api tersebut akan bercampur dengan uap air di dalam gambut
dan menghasilkan asap yang sangat banyak.
Mengenai hal tersebut maka diperlukan penelitian
mengenai kandungan dan dampak yang ditimbulkan asap kebakaran dari lahan gambut
tersebut, khususnya bagi lingkungan dan kesehatan di wilayah Riau.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana
kaitan antara lahan gambut dan kabut asap di sekitar kep. Riau ?
1.2.2 Apa penyebab kebakaran di kepulauan
Riau ?
1.2.3 Bagaimana pengaruh kabut asap bagi lingkungan
dan kesehatan di sekitar kep. Riau dan
bagi Negara tetangga?
1.2.4 Apa sajakah upaya untuk
menanggulangi Kabut Asap di Kep.Riau ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui hubungan antara
lahan gambut dan kabut asap di kep. Riau.
1.3.2 Untuk menjelaskan bagaimana
pengaruh kabut asap bagi lingkungan dan kesehatan di sekitar
kep. Riau.
1.3.3 Untuk menjelaskan bagaimana
pengaruh kabut asap bagi Negara tetangga.
1.3.4 Untuk mengetahui upaya pencegahan
dan penanggulangan kebakaran hutan.
1.4
Manfaat Penelitian
Karya ilmiah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
dan pemaha-man baik mengenai
aspek-aspek dari kabut asap yang terjadi
di Kepulauan Riau.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Lahan Gambut
Lahan
gambut dalam Bahasa Inggris sebagai peat, dan lahan-lahan ber-gambut di
berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama seperti bog, moor,
muskeg, pocosin, mire, dll. Istilah gambut sendiri diserap dari bahasa daerah
Ban-jar. Sebagai bahan organik, gambut
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Volume gambut di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4 triliun m3, yang men-utupi wilayah sebesar
kurang lebih 3 juta km3
atau sekitar 2% luas daratan di
dun-ia, dan mengandung potensi energi kira-kira 8 miliar terajoule2.
Sekitar 60% lahan basah di dunia adalah gambut; dan sekitar 7% dari lah-an-lahan gambut itu telah
dibuka dan dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian dan kehutanan. Manakala kondisinya sesuai,
gambut dapat berubah menjadi se-jenis batubara setelah melewati periode waktu geologis.
Gambut terbentuk tatkala bagian-bagian tumbuhan yang luruh terhambat
pembusukannya, biasanya di lahan-lahan berawa, karena kadar keasaman yang tinggi atau kondisi anaerob di perairan setempat. Tidak
mengherankan jika seba-gian besar tanah gambut tersusun dari serpih dan
kepingan sisa tumbuhan, daun, ranting, pepagan, bahkan
kayu-kayu besar, yang belum sepenuhnya membusuk. Kadang-kadang ditemukan pula,
karena ketiadaan oksigen bersifat menghambat dekomposisi, sisa-sisa bangkai binatang dan serangga yang turut terawetkan di dalam lapisan-lapisan gambut.
Lazimnya di dunia, disebut sebagai gambut apabila kandungan bahan organik
dalam tanah melebihi 30%; akan tetapi hutan-hutan rawa gambut di Indo-nesia umumnya mempunyai kandungan melebihi 65% dan kedalamannya mele-bihi dari
50cm. Tanah dengan kandungan bahan
organik antara 35–65% juga bia-sa disebut muck.
Pertambahan lapisan-lapisan gambut dan derajat pembusukan (humifikasi)
terutama bergantung pada komposisi gambut dan intensitas penggenangan. Gam-but
yang terbentuk pada kondisi yang teramat basah akan kurang terdekomposisi, dan
dengan demikian akumulasinya tergolong cepat, dibandingkan dengan gam-but yang
terbentuk di lahan-lahan yang lebih kering. Sifat-sifat ini memungkinkan para klimatolog menggunakan gambut sebagai
indikator perubahan iklim pada masa lampau. Demikian pula, melalui analisis
terhadap komposisi gambut, teru-tama tipe dan jumlah penyusun bahan organiknya,
para ahli arkeologi dapat mere-konstruksi gambaran ekologi pada masa purba.
Pada kondisi yang tepat, gambut juga merupakan tahap awal pembentukan batubara. Gambut bog yang terkini, terbentuk di
wilayah lintang tinggi pada akhir Zaman
Es terakhir, sekitar
9.000 tahun yang silam. Gambut ini masih terus berta-mbah ketebalannya dengan
laju sekitar beberapa milimeter setahun. Namun gam-but dunia diyakini mulai terbentuk tak kurang dari 360
juta tahun silam; dan kini menyimpan sekitar 550 Gt karbon.
Luas lahan gambut di Sumatra diperkirakan berkisar antara 7,3–9,7 juta hektare atau kira-kira seperempat luas
lahan gambut di seluruh daerah tropika. Menurut kondisi dan sifat-sifatnya, gambut di sini dapat dibedakan atas
gambut topogen dan gambut ombrogen.
2.2 Penyebab Kebakaran di Kepulauan Riau
Penyebab dari kabut asap ini
adalah adanya suatu perusahaan yang bere-ncana ingin membuat lahan perkebunan
sawit, lalu mereka membakar hutan. Ka-rena hembusan angin, akhirnya api
tersebut semakin meluas sehingga menghasil-kan kabut asap yang pekat dan bisa
menyebabkan penyakit, dan kecelakaan lalu lintas karena jarak pandang yang tidak
sempurna.
2.3
Pengaruh Kabut Asap
2.3.1
Pengaruh Kabut Asap Bagi Kesehatan
Secara umum kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang
dalam kondisi sehat maupun dalam kondisi sakit. Pada kondisi kesehatan te-rtentu,
orang akan menjadi lebih mudah mengalami gannguan kesehatan akibat kabut asap
dibandingkan orang lain, khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung,
lansia, dan anak-anak. Berikut ini
dampak akibat gangguan asap bagi kesehatan kita.
- Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
- Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.
- Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
- Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun yang mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
- Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
- Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
- Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
- Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta buruknya lingkungan (environment).
2.3.2 Pengaruh Kabut Asap Bagi Negara Tetangga
Banyak dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia mengeluh ka-rena
mendapatkan dampak dari kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia, mereka
sampai meliburkan sekolah mereka karena asap yang sudah mengganggu.
2.3.2.1 Sekolah Libur
Pemerintah Singapura memutuskan untuk meliburkan sekolah dasar dan menengah
pertama di seluruh Singapura pada 25 September lalu. Keputusan ini dibuat
sebagai bentuk kekhawatiran akan angka PSI (Pollutant Standards Index)
yang menuju angka 300. Keputusan meliburkan dua tingkat sekolah ini membuat
ujian nasional bidang musik di Singapura ditunda untuk sementara waktu. "IPU
(indeks pencemaran udara) menghampiri 200. Semua sekolah di Selangor, Kuala
Lumpur, Putrajaya, Negeri Sembilan, dan Melaka ditutup esok 15.9.2015,".
2.3.2.2 Layanan Antar Makanan Cepat Saji Ditiadakan
Kabut asap rupanya tidak hanya berdampak pada dunia pendidikan negara
tetangga. Industri makanan cepat saji Singapura pun mengalami dampak kabut asap
kiriman Indonesia. Tercatat, restoran cepat saji seperti McDonald’s, KFC, dan
Pizza Hut membuat kebijakan terkait dengan kondisi kabut asap.
Kebijakan yang dimaksud dilakukan pada bagian jasa antar makanan (deli-very
service). Merek-merek restoran cepat saji terkemuka ini memutuskan untuk
menghentikan jasa pengiriman makanannya dengan tujuan menjaga keselamatan para
pengendara motor yang mengantarkan makanan. Namun, kebijakan ini hanya bersifat
temporer alias sementara waktu.
2.3.2.3 Kereta Cepat Kini Melambat
Selain kementerian pendidikan Singapura, Otoritas Transportasi Darat
Singapura (Land Transport Authority/LTA) juga memberikan reaksi terhadap
be-ncana kabut asap. LTA menyerukan bahwa “Operator Transportasi Umum akan menjalankan
rencana manajemen kabut bila situasinya memburuk.”
Bila jarak pandang berkurang, kecepatan kereta MRT di atas tanah mungkin
diturunkan sebagai tindakan pencegahan. Hal ini sedang dilakukan di sepanjang
bentangan antara stasiun Admiralty dan stasiun Marsiling dengan sedikit pening-katan
dalam waktu perjalanan, demikian pernyataan LTA sebagaimana dikutip dari
Asiaone.
2.3.2.4 Singapura Menawarkan Bantuan
Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air, Dr. Vivian Balakrishnan,
telah menyampaikan keprihatinan Singapura yang mendalam dengan situasi kabut
yang kian memburuk kepada Menteri Lingkungan Hidup Indonesia dan Kehutan-an,
Dr. Siti Nurbaya Bakar, pada 10 September lalu.
2.3.2.5 Menteri Malaysia Sakit
Kabut asap dari Indonesia ternyata tidak hanya berdampak terhadap masya-rakat
umum. Kabut rupanya berdampak pada kesehatan seorang pejabat teras Mal-aysia.
Seorang menteri negeri jiran ternyata juga tak luput dari dampak buruk kab-ut
asap ini.
2.4 Upaya Menanggulangi
Kabut Asap Di Kepulauan Riau
2.4.1 25 pesawat sudah dikerahkan untuk melakukan
pemboman air
Upaya penting untuk lenyapkan bencana kabut
asap adalah menghilangkan titik-titik kebakaran hutan dengan memadamkannya.
Cara paling efektif adalah dengan melakukan water bombing. Dikutip dari laman
CNN Indonesia, hingga pekan kedua September ini pemerintah sudah mengeluarkan
upaya untuk melaku-kan pemboman air di enam provinisi yang rawan dan darurat
asap dengan meng-gunakan 25 pesawat. Selain water bombing, teknologi modifikasi
cuaca dengan cloud seeding atau memupuk awan pun
sudah berkali-kali dilakukan untuk mem-buat hujan buatan di atas titik-titik
kebakaran hutan Sumatera.
2.4.2 Ratusan Brimob sudah diturunkan untuk memburu
pelaku pembakar hutan
Kantor berita CNN melansir, Markas Besar Kepolisian
RI telah mengera-hkan tak kurang dari 400 personel untuk memburu pelaku-pelaku
individu pemba-kar hutan di kawasan area hutan Sumatera dan Kalimantan. Dalam
surat tugasnya, Tim Brimob dari Jakarta dikirim untuk membantu personel lokal
dalam memper-cepat proses hukum atas pelaku pembakar hutan. Nantinya, di daerah
titik kebaka-ran hutan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan
mengatur ko-mando pusat dengan wewenang Satuan Tugas Operasi (Satgasops)
gabungan dari Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian, jumlahnya mencapai
sedikitnya 2.090 personel. TNI dan Polisi ditugaskan untuk mengatasi hingga ke
akar masalah ke-bakaran hutan yang telah sebabkan kabut asap.
2.4.3
TNI kerahkan
1.059 prajurit untuk memadamkan kebakaran hutan di Riau dan sekitarnya
Masih dilansir dari laman CNN, Tentara
Nasional Indonesia sudah menu-runkan sekitar 1.059 prajurit yang tergabung
dalam Satuan Tugas Operasi Pena-nggulangan Kebakaran Hutan. Satgas itu dipimpin
langsung oleh Asintel Divif-1 Kostrad Kolonel Infanteri Dwi Suharjo. Operasi
khusus untuk melenyapkan derita warga yang terdampak kabut asap ini menurut
Panglima TNI Jenderal Gatot Nur-mantyo merupakan tugas mulia bagi seorang
prajurit. Tugas bernilai tinggi untuk menyelamatkan ekosistem hutan dan
menghilangkan derita penduduk. Tindakan efektif yang akan dilakukan prajurit
adalah dengan menyisir tiap sudut hutan, dan memanfaatkan alat pemadam
kebakaran yang sudah dipanggul dibawa masuk ke dalam hutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Gambut (Bod Pead) merupakan jenis
tanah yang sebagian besar terdiri dari pasir silikat dan sebagian lagi terdiri
atas bahan-bahan organik asal tumbuhan yang sedang dan atau sudah melalui
proses dekomposisi. Kebakaran lahan gambut merupakan kebakaran bawah (ground fire) yang mengakibatkan sulitnya
cara pe-madaman terhadap api bawah tanah tersebut.
Kebakaran hutan merupakan akar
permasalahan kesehatan dan lingkungan yang serius. Kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan/ lahan gambut ter-sebut
mengakibatkan kualitas udara menurun dan tercemar. Hal ini terbukti pada data
ISPU yang menunjukkan kualitas udara saat kebakaran hutan Riau Juni lalu
dikategorikan tidak sehat hingga berbahaya.
Dampak asap terhadap kesehatan berupa gangguan
pernapasan atau ISPA dan keluhan pernapasan bagi orang yang berisiko tinggi dan
sensitif.
Dampak as-ap terhadap
lingkungan mencakup beberapa aspek antara lain di bidang biofisik, ekonomi, sosial, politis, dan
pariwisata. Salah satu upaya pencegahan paling uta-ma terhadap kebakaran hutan
adalah mengatasi sumbernya yakni
memadamkan kebakaran itu sendiri.
3.2 Saran
Berdasarkan karya ilmiah ini, penulis mengharapkan beberapa hal yang dapat
dijadikan pertimbangan dan saran,yakni :
3.2.1
Diharapkan kepada seluruh masyarakat bahwa menjaga
kelestarian hutan itu sangat penting. Mulailah dari menanamkan rasa memiliki
dan cinta alam dari diri sendiri.
3.2.2 Diharapkan kepada pemerintah atau
pihak terkait dalam hal pembu-atan undang- undang atau hukum yang lebih tegas
terhadap kasus keb-akaran hutan sehingga tidak terjadi maraknya lagi kabut asap.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog-wandi.blogspot.com/2015/09/contoh-karya-ilmiah-tentang-kabut-asap.html. Di akses pada hari Sabtu, 09
Januari 2016. Pukul 14:35.
http://makalahsekolah.com/2015/05/14/karya-ilmiah-tentang-kebakaran-hutan/. Di akses pada hari Sabtu, 09
Januari 2016. Pukul 14:38.
http://plhbayusujatmoko.blogspot.co.id/2015/09/negeri-berselimutkan-asap.html. Di akses pada hari Sabtu, 09
Januari 2016. Pukul 14:41.
http://wahyuni4brega12.blogspot.co.id/2014/06/loker-makalah-2.html. Di akses pada hari Sabtu, 09
Januari 2016. Pukul 14:45.