KERAJAAN DEMAK DAN BANTEN
Disusun
Oleh :
XI-IPA
2
Siti
Tisas Sitra Sanana
Eneng
Yeni Rosita
Dani
Hamdani
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN BOGOR
SMA
NEGERI 1 CARINGIN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya makalah kerajaan demak banten dapat terselesaikan
dengan cukup baik.
Dalam penyusunan
makalah ini kami masih menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman
dalam memahami kerajaan demak banten , menjadikan keterbatasan pula untuk
memberikan penjabaran yang lebih dalam, dalam masalah ini, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu di harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan, semoga
makalah ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka
cakrawala berpikir kita tentang kerajaan demak banten.
Akhir kata, terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah
ini. Terutama kepada rekan satu kelompok atas kerjasamanya, dan guru pembimbing
yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Bogor,
18 September 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................................................ 1
B.
Tujuan
Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Kerajaan
Demak ..................................................................................................... 2
1.
Sejarah
Kerajaan Demak .................................................................................. 2
2.
Letak
Kerajaan Demak ..................................................................................... 3
3.
Kehidupan
Politik ............................................................................................. 4
4.
Kehidupan
Ekonomi ......................................................................................... 8
5.
Kehidupan
Sosial Budaya ................................................................................ 8
6.
Peradaban
Kerajaan Demak Pada Abad XVI .................................................. 9
7.
Runtuhnya
Kerajaan Demak ............................................................................ 11
B.
Kerajaan
Banten ..................................................................................................... 12
1.
Sejarah
Kerajaan Banten .................................................................................. 12
2.
Puncak
Kejayaan Kerajaan Banten .................................................................. 13
3.
Penghapusan
Kesultan Banten ......................................................................... 13
4.
Kemunduran
Kerajaan Banten ......................................................................... 14
5.
Perang
Saudara ................................................................................................. 15
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
............................................................................................................. 16
B.
Saran
....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa.
Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden
patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati
kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang
terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau
jawa.
Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang terletak di Propinsi
Banten. Mulanya, kerajaan Banten berada dibawah kekuasaan Kerajaan Demak.
Namun, Banten berhasil melepaskan diri ketika mundurnya Kerajaan Demak.
Pemimpin Kerajaan Banten pertama adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada
tahun 1522-1570. Sultan Hasanuddin berhasil membuat Banten sebagai pusat
perdagangan dengan memperluas sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di
Sumatera Selatan. Tahun 1570 Sultan Hasanuddin meninggal kemudian dilanjutkan
anaknya, Maulana Yusuf (1570-1580) yang berhasil menakhlukkan Kerajaan
Pajajaran pada tahun 1579. Setelah itu, dilanjutkan oleh Maulana Muhammad
(1585-1596) yang meninggal pada penakhlukkan Palembang sehingga tidak berhasil
mempersempit gerakan Portugal di Nusantara.
B.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini, untuk :
1.
Mengetahui
sejarah tentang kerajaan demak, banten.
2.
Memahami
pelajaran tentang kerajaan demak, banten.
3.
Mengetahui
ruang lingkup kerajaan demak, banten.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kerajaan Demak
1.
Sejarah Kerajaan Demak
Menjelang akhir abad ke-15, seiring dengan kemuduran Majapahit, secara
praktis beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Bahkan
wilayah-wilayah yang tersebar atas kadipaten-kadipaten saling serang, saling
mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit.
Sementara Demak yang berada di
wilayah utara pantai Jawa muncul sebagai kawasan yang mandiri. Dalam tradisi
Jawa digambarkan bahwa Demak merupakan penganti langsung dari Majapahit,
sementara Raja Demak (Raden Patah) dianggap sebagai putra Majapahit terakhir.
Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah Demak, dan berdiri pada tahun
1478 M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit yang diberi tanda
Candra Sengkala: Sirna hilang Kertaning Bumi, yang berarti tahun saka 1400 atau
1478 M.
Kerajaan Demak itu didirikan oleh Raden Fatah. Beliau selalu memajukan
agama islam di bantu oleh para wali dan saudagar Islam. Raden Fatah nama
kecilnya adalah Pangeran Jimbun. Menurut sejarah, dia adalah putera raja
Majapahit yang terakhir dari garwa Ampean, dan Raden Fatah dilahirkan di
Palembang. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Fatah dididik secara
Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.
Setelah usia 20 tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu
agama di bawa asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau. Dan
akhirnya Raden Fatah menetap di Demak (Bintoro). Pada kira-kira tahun 1475
M, Raden Fatah mulai melaksanakan perintah gurunya dengan jalan membuka
madrasah atau pondok pesantren di daerah tersebut. Rupanya tugas yang diberikan
kepada Raden Fatah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama kelamaan Desa
Glagahwangi ramai dikunjungi orang-orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu
pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat peradagangan bahkan
akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.
Desa Glagahwangi, dalam perkemabangannya kemudian karena ramainya akhirnya
menjadi ibukota negara dengan nama Bintoro Demak.
2.
Letak Kerajaan Demak
Secara geografis Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah, tetapi pada
awal kemunculannya kerajaan Demak mendapat bantuan dari para Bupati daerah
pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam.
Pada sebelumnya, daerah Demak bernama Bintoro yang merupakan daerah vasal
atau bawahan Kerajaan Majapahit. Kekuasaan pemerintahannya diberikan kepada
Raden Fatah (dari kerajaan Majapahit) yang ibunya menganut agama Islam dan berasal dari Jeumpa (Daerah Pasai).
Letak Demak sangat menguntungkan, baik untuk perdagangan maupun pertanian.
Pada zaman dahulu wilayah Demak terletak di tepi selat di antara Pegunungan
Muria dan Jawa. Sebelumnya selat itu rupanya agak lebar dan dapat dilayari
dengan baik sehingga kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas
untuyk berlayar ke Rembang. Tetapi sudah sejak abad XVII jalan pintas itu tidak
dapat dilayari setiap saat.
Pada abad XVI agaknya Demak telah menjadi gudang padi dari daerah pertanian
di tepian selat tersebut. Konon, kota Juwana merupakan pusat seperti itu bagi
daerah tersebut pada sekitar 1500. Tetapi pada sekitar 1513 Juwana dihancurkan
dan dikosongkan oleh Gusti Patih, panglima besar kerajaan Majapahit yang bukan
Islam. Ini kiranya merupakan peralawanan terakhir kerajaan yang sudah tua itu.
Setelah jatuhnya Juwana, Demak menjadi penguasa tunggal di sebelah selatan
Pegunungan Muria.
Yang menjadi penghubung antara Demak dan Daerah pedalaman di Jawa Tengah
ialah Sungai Serang (dikenal juga dengan nama-nama lain), yang sekarang
bermuara di Laut Jawa antara Demak dan Jepara.
Hasil panen sawah di daerah Demak rupanya pada zaman dahulu pun sudah baik.
Kesempatan untuk menyelenggarakan pengaliran cukup. Lagi pula, persediaan padi
untuk kebutuhan sendiri dan untuk pergadangan masih dapat ditambah oleh para
penguasa di Demak tanpa banyak susah, apabila mereka menguasai jalan penghubung
di pedalaman Pegging dan Pajang.
3.
Kehidupan Politik
Ketika kerajaan Majapahit mulai mundur, banyak bupati yang ada di daerah
pantai utara Pulau Jawa melepaskan diri. Bupati-bupati itu membentuk suatu
persekutuan di bawah pimpinan Demak. Setelah kerajaan Majapahit runtuh,
berdirilah kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama dipulau Jawa.
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak adalah sebagai berikut :
a.
Raden Fatah (1500-1518)
Pada awal abad ke 14, Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming di China mengirimkan
seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai tanda persahabatan
kedua negara. Putri yang cantik jelita dan pintar ini segera mendapat tempat
istimewa di hati raja. Raja brawijaya sangat tunduk kepada semua kemauan sang
putri jelita, hingga membawa banyak pertentangan dalam istana majapahit.
Pasalnya sang putri telah berakidah tauhid. Saat itu, Brawijaya sudah memiliki
permaisuri yang berasal dari Champa (sekarang bernama kamboja), masih kerabat
Raja Champa.
Sang permaisuri memiliki ketidak cocokan dengan putri pemberian Kaisar yan
Lu. Akhirnya dengan berat hati raja menyingkirkan putri cantik ini dari istana.
Dalam keadaan mengandung, sang putri dihibahkan kepada adipati Pelembang, Arya
Damar. Nah di sanalah Raden Patah dilahirkan dari rahim sang putri cina.
Nama kecil raden patah adalah pangeran Jimbun. Pada masa mudanya raden
patah memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik.
20 tahun lamanya ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia
kembali ke majapahit.
Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah. Saat memasuki
usia belasan tahun, raden patah bersama adiknya berlayar ke Jawa untuk belajar
di Ampel Denta. Mereka mendarat di pelabuhan Tuban pada tahun 1419 M.
Patah sempat tinggal beberapa lama di ampel Denta, bersama para saudagar
muslim ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina,
yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo
Tai-jin, seorang panglima muslim.
Raden patah mendalami agama islam bersama pemuda-pemuda lainnya, seperti
raden Paku (Sunan Giri), Makhdum ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan
Drajat). Setelah dianggap lulus, raden patah dipercaya menjadi ulama dan
membuat permukiman di Bintara. Ia diiringi oleh Sultan Palembang, Arya Dilah 200
tentaranya. Raden patah memusatkan kegiatannya di Bintara, karena daerah
tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam di Jawa.
Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan raja
terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa, Raden
Fatah diangkat menjadi bupati di Bintaro (Demak) dengan Gelas Sultan Alam Akbar
al-Fatah.
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah
pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah
pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh
karena itu, kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim. Barang dagangan
yang diekspor kerajaan Demak antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang
itu diekspor ke Malaka, Maluku dan Samudera Pasai.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan kerajaan Demak
meliputi daerah Jepara,Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di
kalimantan. Disampin itu, kerajaan Demak juga memiliki pelabuhan –pelabuhan
penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan, dan Gresik yang berkemabng
menjadi pelabuhan transito (penghubung).
Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran
agama islam. Jasa para Wali dalam penyebaran agama islam sangatlah besar, baik
di pulau Jawa maupun di daerah-daerah di luar pulau Jawa, seperti di daerah
Maluku yang dilakukan oleh Sunan Giri, di daerah Kalimantan Timur yang
dilakukan oleh seorang penghulu dari Demak yang bernama Tunggang Parangan.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak yang proses
pembangunan masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan. Raden Fatah tampil
sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia menaklukan kerajaan Majapahit dan
memindahkan seluruh benda upacara dan pusaka kerajaan Majapahit ke Demak.
Tujuannya, agara lambang kerajaan Majapahit tercermin dalam kerajaan Demak.
Ketika kerajaan Malaka jatuh ketangan Portugis tahun 1511 M, hubungan Demak dan
Malaka terputus. Kerajaan Demak merasa dirugikan oleh Portugis dalam aktivitas
perdagangan. Oleh karena itu, tahun 1513 M Raden Fatah memerintahkan Adipati
Unu memimpin pasukan Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Serangan itu
belum berhasil, karena pasukan Portugis jauh lebih kuat dan persenjataannya
lengkap. Atas usahnya itu Adipati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor.
b. Adipati Unus (1518-1521)
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus.
Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus
tidak begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak
meninggalkan seorang putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu
pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati Unus
meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan
Trenggana.
Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Patah, telah bersiap untuk
menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului Portugis. Tapi adipati
unus tidak mengurungkan niatnya, pada tahun 1512 Demak mengirimkan armada
perangnya menuju Malaka. Namun setalah armada sampai dipantai Malaka, armada
pangeran sabrang lor dihujani meriam oleh pasukan portugis yang dibantu oleh
menantu sultan Mahmud, yaitu sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan kedua
dilakukan pada tahun 1521 oleh pangeran sabrang lor atau Adipati Unus. Tetapi
kembali gagal, padahal kapal telah direnofasi dan menyesuaikan medan.
Selain itu, dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia
menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindu, yang pada saat itu
sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis. Adipati
Unus (Patih Yunus) wafat pada tahun 938 H/1521 M.
c. Sultan Trenggana (1521-1546)
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana
berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun
1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan
Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain Banten, Sunda
Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk
menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan Padjajaran. Armada Portugis
dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu,
fathillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti
kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M itu
kemudian di peringati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana
memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil di kuasai,
seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang Pasuruan
953 H/1546 M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan kota pelabuhan
yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Dengan demikian,
maka Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari
Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar
Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah
ia berhasil mengalahkan Majapahit.
d. Sultan Prawoto (1546 – 1549)
Sunan Prawata adalah nama lahirnya (Raden
Mukmin) adalah raja keempat Kesultanan Demak, yang memerintah tahun
1546-1549. Ia lebih cenderung sebagai seorang ahli agama daripada ahli politik.
Pada masa kekuasaannya, daerah bawahan Demak seperti Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik, berkembang bebas tanpa mampu dihalanginya. Menurut Babad Tanah Jawi, ia
tewas dibunuh oleh orang suruhan bupati Jipang Arya Penangsang, yang tak lain
adalah sepupunya sendiri. Setelah kematiannya, Hadiwijaya memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang, dan Kesultanan Demak pun berakhir.
Sepeninggal Sultan Trenggana yang memerintah Kesultanan Demak tahun
1521-1546, Raden Mukmin selaku putra tertua naik tahta.Ia berambisi untuk
melanjutkan usaha ayahnya menaklukkan Pulau Jawa. Namun, keterampilan berpolitiknya tidak begitu baik, dan ia lebih suka
hidup sebagai ulama daripada sebagai raja. Raden Mukmin memindahkan pusat
pemerintahan dari kota Bintoro menuju bukit Prawoto. Lokasinya saat ini
kira-kira adalah desa Prawoto, Kecamatan
Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.Oleh karena itu, Raden Mukmin pun terkenal
dengan sebutan Sunan Prawoto.
Pemerintahan Sunan Prawoto juga terdapat dalam catatan seorang Portugis bernama Manuel Pinto. Pada tahun 1548, Manuel Pinto singgah ke Jawa
sepulang mengantar surat untuk uskup agung Pastor Vicente Viegas di Makassar.
Ia sempat bertemu Sunan Prawoto dan mendengar rencananya untuk mengislamkan
seluruh Jawa, serta ingin berkuasa seperti sultan Turki. Sunan Prawoto juga
berniat menutup jalur beras ke Malaka dan menaklukkan Makassar.Akan tetapi,
rencana itu berhasil dibatalkan oleh bujukan Manuel Pinto.
Cita-cita Sunan Prawoto
pada kenyataannya tidak pernah terlaksana.Ia lebih sibuk sebagai ahli agama
dari pada mempertahankan kekuasaannya. Satu per satu daerah bawahan, seperti Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik, berkembang bebas; sedangkan Demak tidak mampu menghalanginya.
4. Kehidupan Ekonomi
Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa letak
Demak sangat strategis di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak
berkembang sebagai kerajaan maritim. Dalam kegiatan perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung antara daerah
penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan penghasil rempah-rempah
Indonesia bagian barat.Dengan demikian perdagangan Demak semakin berkembang.Dan
hal ini juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di
daerah pesisir pantai pulau Jawa.
Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga
memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil
pertanian yang menjadi komoditi dagang.Dengan demikian kegiatan perdagangannya
ditunjang oleh hasil pertanian, mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan di
bidang ekonomi. Letak kerajaan Demak yang strategis , sangat membantu Demak sebagai
kerajaan Maritim. Lagi pula letaknya yang ada di muara sungai Demak mendorong
aktivitas perdagangan cepat berkembang.Di samping dari perdagangan, Demak juga
hidup dari agraris.Pertanian di Demak tumbuh dengan baik karena aliran sungai
Demak lewat pelabuhan Bergota dan Jepara.Demak bisa menjual produksi andalannya
seperti beras, garam dan kayu jati.
5. Kehidupan Sosial Budaya
Berdirinya kerajaan Demak banyak didorong oleh latar belakang untuk
mengembangkan dakwah Islam.Oleh karena itu tidak heran jika Demak gigih melawan
daerah-daerah yang ada dibawah pengaruh asing. Berkat dukungan Wali Songo , Demak berhasil
menjadikan diri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa yang memiliki pengaruh
cukup luas. Untuk mendukung dakwah pengembangan agama Islam, dibangun Masjid
Agung Demak sebagai pusatnya.Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih
berdasarkan pada agama dan budaya Islam karena pada dasarnya Demak adalah pusat
penyebaran Islam di pulau Jawa.
Sebagai pusat penyebaran Islam Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali
seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonar.Para wali
tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan Demak
bahkan para wali tersebut menjadi penasehat bagi raja Demak.Dengan demikian
terjalin hubungan yang erat antara raja/bangsawan, para wali/ulama dengan
rakyat.Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang
diselenggarakan di Masjid maupun Pondok Pesantren.Sehingga tercipta kebersamaan
atau Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di antara orang-orang Islam).
Demikian pula dalam bidang budaya banyak hal yang menarik yang merupakan
peninggalan dari kerajaan Demak.Salah satunya adalah Masjid Demak, di mana
salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan-pecahan kayu yang disebut Soko
Tatal.Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan
Masjid (pendopo) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar-dasar perayaan Sekaten
(Maulud Nabi Muhammad saw) yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta
dan Cirebon.
Dilihat dari arsitekturnya, Masjid Agung Demak seperti yang tampak pada
gambar 10 tersebut memperlihatkan adanya wujud akulturasi kebudayaan Indonesia
Hindu dengan kebudayaan Islam.Salah satu peninggalan berharga kerajaan Demak
adalah bangunan Masjid Demak yang terletak di sebelah barat alun-alun Demak. Masjid Agung Demak memiliki ciri khas yakni
salah satu tiang utamanya terbuat dari tatal ( potongan kayu), atap tumpang,
dan di belakngnya terdapat makam raja-raja Demak.
6.
Peradaban Kerajaan Islam Demak Pada Abad XVI
Kerajaan Islam Demak merupakan lanjutan kerajaan Majapahit. Sebelum raja
Demak merasa sebagai raja Islam merdeka dan memberontak pada kekafiran
(Majapahit). Tidak diragukan lagi bahwa sudah sejak abad XIV orang Islam tidak
asing lagi di kota kerajaan Majapahit dan di bandar bubat. Cerita-cerita jawa
yang memberitakan adanya “kunjungan menghadap raja” ke Keraton Majapahit
sebagai kewajiban tiap tahun, juga bagi para vasal yang beragama Islam,
mengandung kebenaran juga. Dengan melakukan “kunjungan menghadap raja” secara
teratur itulah vasal menyatakan kesetiaannya sekaligus dengan jalan demikian ia
tetap menjalin hubungan dengan para pejabat keraton Majapahit, terutama dengan
patih. Waktu raja Demak menjadi raja Islam merdeka dan menjadi sultan, tidak
ada jalan lain baginya.
Bahwa banyak bagian dari peradaban lama, sebelum zaman Islam telah
diambil alih oleh Keraton-keraton Jawa Islam di Jawa Tengah, terbukti jelas
sekali dari kesusastraan Jawa pada zaman itu. Bertambahnya bangunan militer di
Demak dan Ibukota lainnya di Jawa pada abad XVI, selain karena keperluan yang
sangat mendesak, disebabkan juga oleh pengaruh tradisi kepahlawanan Islam dan
contoh ynag dilihat di kota-kota Islam di luar negeri.
Peranan penting masjid Demak sebagai pusat peribadatan kerajaan Islam
pertama di Jawa dan kedudukannya di hati orang beriman pada abad XVI dan
sesudahnya. Terdapatnya jemaah yang sangat berpengaruh dan dapat berhubungan
dengan pusat Islam Internasional di luar negeri. Bagian-bagian penting
peradaban jawa Islam yang sekarang, seperti wayang orang, wayang topeng,
gamelan, tembang macapat dan pembuatan keris, kelihatannya sejak abad XVII oleh
hikayat Jawa dipandang sebagai hasil penemuan para wali yang hidup sezaman
dengan kesultanan Demak.
Kesenian tersebut telah mendapat kedudukan penting dalam peradaban Jawa
sebelum Islam, kemungkinan berhubungan dengan ibadat. Pada waktu abad XV dan
XVI di kebanyakan daerah jawa tata cara kafir harus diganti dengan upacara
keagamaan Islam, seni seperti wayang dan gamelan itu telah kehilangan sifat
sakralnya. Sifatnya lalu menjadi “sekuler”.
Perekembangan sastra Jawa yang pada waktu itu dikatakan “modern” juga
mendapat pengaruh dari proses sekularisasi karya-karya sastra yang dahulu
keramat dan sejarah suci dari zaman kuno. Peradaban “pesisir” yang berpusat di
bandar-bandar pantai utara dan pantai timur Jawa, mungkin pada mulanya pada
abad XV tidak semata-mata bersifat Islam. Tetapi kejayaannya pada abad XVI dan
XVII dengan jelas menunjukkan hubungan dengan meluasnya agama Islam.
7. Runtuhnya Kerajaan Demak
Setelah wafatnya Sultan Trenggana menimbulkan kekacauan politik yang hebat
di keraton Demak. Negeri-negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan
tidak mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan di
antara para waris yang saling berebut tahta. Orang yang seharusnya menggantikan
kedudukan Sultan Trengggono adalah pengeran Sekar Seda Ing Lepen. Namun, ia
dibunuh oleh Sunan Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan. Adipati
Jipang yang beranama Arya Penangsang, anak laki-laki Pangeran Sekar Seda Ing
Lepen, tidak tinggal diam karena ia merasa lebih berhak mewarisi tahta Demak.
Sunan Prawoto dengan beberapa pendukungnya berhasil dibunuh dan Arya Penangsang
berhasil naik tahta. Akan tetapi, Arya Penangsang tidak berkuasa lama karena ia
kemudian di kalahkan oleh Jaka Tingkir yang di bantu oleh Kiyai Gede Pamanahan
dan putranya Sutawijaya, serta KI Penjawi. Jaka tingkir naik tahta dan
penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri. Setelah menjadi raja, ia bergelar
Sultan Handiwijaya serta memindahkan pusat pemerintahannya dari Demak ke Pajang
pada tahun 1568.
Sultan Handiwijaya sangat menghormati orang-orang yang telah berjasa.
Terutama kepada orang-orang yang dahulu membantu pertempuran melawan Arya
Penangsang. Kyai Ageng Pemanahan mendapatkan tanah Mataram dan Kyai Panjawi
diberi tanah di Pati. Keduanya diangkat menjadibupati di daerah-daerah
tersebut.Sutawijaya, putra Kyai Ageng Pemanahan diangkat menjadi putra angkat
karena jasanya dalam menaklukan Arya Penangsang. Ia pandai dalam bidang
keprajuritan. Setelah Kyai Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575, Sutawijaya
diangkat menjadi penggatinya.
Pada tahun 1582 Sultan Hadiwijaya wafat. Putranya yang bernama Pangeran
Benawa diangkat menjadi penggantinya. Timbul pemberontakan yang dilakukan oleh
Arya Panggiri, putra Sunan Prawoto, ia merasa mempunyai hak atasa tahta Pajang.
Pemberontakan itu dapat digagalkan oleh Pangeran Benawan dengan bantuan
Sutawijaya.Pengeran Benawan menyadari bahwa dirinya lemah, tidak mamapu
mengendalikan pemerintahan, apalagi menghadapi musuh-musuh dan bupati-bupati
yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya,
Sutawijaya pada tahun 1586. Pada waktu itu Sutawijaya telah menjabat bupati
Mataram, sehingga pusat kerajaan Pajang dipindahkan ke Mataram.
B.
Kerajaan Banten
Kerajaan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut
sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan
Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk.
1.
Sejarah Banten
Pada awalnya kawasan Banten juga dikenal dengan BantenGirang
merupakan bagian dari KerajaanSunda.
Kedatangan pasukan KerajaanDemak di bawah pimpinan MaulanaHasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk
perluasan wilayah juga sekaligus penyebaran dakwah Islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasamaSunda – Portugal dalam bidang ekonomi dan politik, hal
ini dianggap dapat membahayakan kedudukan Kerajaan Demak selepas kekalahan
mereka mengusir Portugal dari Melaka tahun 1513. Atas
perintah Trenggana, bersama dengan Fatahillah
melakukan penyerangan dan penaklukkan PelabuhanKelapa
sekitar tahun 1527, yang
waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda.
Selain mulai membangun benteng pertahanan di Banten,
Maulana Hasanuddin juga melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil
lada di Lampung. Ia
berperan dalam penyebaran Islam di kawasan tersebut, selain itu ia juga telah
melakukan kontak dagang dengan raja Malangkabu (Minangkabau, KerajaanInderapura), SultanMunawarSyah
dan dianugerahi keris oleh raja tersebut.
Seiring dengan kemunduran Demak terutama setelah
meninggalnyaTrenggana Banten yang sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak, mulai melepaskan
diri dan menjadi kerajaan yang mandiri. MaulanaYusuf anak dari Maulana Hasanuddin, naik
tahta pada tahun 1570melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda
dengan menaklukkan PakuanPajajaran
tahun 1579. Kemudian
ia digantikan anaknya MaulanaMuhammad, yang mencoba menguasai Palembang tahun
1596 sebagai
bagian dari usaha
Banten dalam mempersempit gerakan Portugal di nusantara,
namun gagal karena ia meninggal dalam penaklukkan tersebut. Pada masa PangeranRatu anak dari MaulanaMuhammad, ia menjadi raja pertama di PulauJawa yang
mengambil gelar “Sultan” pada tahun 1638 dengan nama Arab Abu
al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir. Pada masa ini Sultan Banten telah mulai secara intensif melakukan
hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yang ada pada waktu itu, salah satu
diketahui surat Sultan Banten kepada RajaInggris, JamesItahun
1605 dan tahun 1629 kepada Charles.
2.
Puncak Kejayaan
Kesultanan Banten merupakan kerajaan maritim dan
mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya. Monopoli atas
perdagangan lada di
Lampung, menempatkan penguasa Banten sekaligus sebagai pedagang
perantara dan Kesultanan Banten berkembang pesat, menjadi salah satu pusat
niaga yang penting pada masa itu. Perdagangan laut berkembang ke seluruh
Nusantara, Banten menjadi kawasan multi-etnis. Dibantu orang Inggris, Denmark dan Tionghoa,
Banten berdagang dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Filipina, Cina dan Jepang
Masa SultanAgengTirtayasa (bertahta 1651-1682) dipandang
sebagai masa kejayaan Banten. Di bawah dia, Banten memiliki armada yang
mengesankan, dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang
Eropa bekerja pada Kesultanan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayarannya
Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau KerajaanTanjungpura (KalimantanBarat
sekarang) dan menaklukkannya tahun 1661. Pada masa ini Banten juga berusaha
keluar dari tekanan yang dilakukan VOC, yang sebelumnya telah melakukan blokade atas
kapal-kapal dagang menuju Banten.
3.
Penghapusan Kesultanan
Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial
Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun
takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari
penghancuran Surasowan oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman William Daendels
tahun 1808.
- Masa Kesultanan
- Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin memerintah pada tahun (1552 – 1570)
- Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan memerintah pada tahun (1570 – 1585)
- Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana memerintah pada tahun (1585 – 1596)
- Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu memerintah pada tahun (1596 – 1647)
- Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad memerintah pada tahun (1647 – 1651)
- Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah memerintah pada tahun (1651-1682)
- Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar memerintah pada tahun 1683 – 1687
- Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya memerintah pada tahun (1687 – 1690)
- Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin memerintah pada tahun (1690 – 1733)
- Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin memerintah pada tahun (1733 – 1747)
- Ratu Syarifah Fatimah memerintah pada tahun (1747 – 1750)
- Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri memerintah pada tahun (1753 – 1773)
- Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin memerintah pada tahun (1773 – 1799)
- Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin memerintah pada tahun (1799 – 1803)
- Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin memerintah pada tahun (1803 – 1808)
- Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin memerintah pada tahun (1809 – 1813)
4.
Kemunduran Kerajaan Banten
Bantuan dan dukungan VOC kepada Sultan Haji mesti dibayar dengan
memberikan kompensasi kepada VOC di antaranya pada 12Maret1682, wilayah Lampung
diserahkan kepada VOC, seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor
Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di
Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal
22Agustus1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di
Lampung. Selain itu berdasarkan perjanjian tanggal 17April1684, Sultan Haji
juga mesti mengganti kerugian akibat perang tersebut kepada VOC.
Setelah meninggalnya Sultan Haji tahun 1687, VOC mulai
mencengkramkan pengaruhnya di Kesultanan Banten, sehingga pengangkatan para
Sultan Banten mesti mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral Hindia Belanda
di Batavia.
Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya
diangkat mengantikan Sultan Haji namun hanya berkuasa sekitar tiga tahun,
selanjutnya digantikan oleh saudaranya Pangeran Adipati dengan gelar Sultan
Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin dan kemudian dikenal juga dengan gelar Kang
Sinuhun ing Nagari Banten. Perang saudara yang berlangsung di Banten
meninggalkan ketidakstabilan pemerintahan masa berikutnya. Konfik antara
keturunan penguasa Banten maupun gejolak ketidakpuasan masyarakat Banten, atas
ikut campurnya VOC dalam urusan Banten. Perlawanan rakyat kembali memuncak pada
masa akhir pemerintahan SultanAbul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin, di
antaranya perlawanan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat konflik yang berkepanjangan
Sultan Banten kembali meminta bantuan VOC dalam meredam beberapa perlawanan
rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten telah menjadi vassal dari VOC.
5.
Perang Saudara
Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan
Banten, akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan
putranya Sultan Haji.Perpecahan ini dimanfaatkan oleh Vereenigde
Oostindische Compagnie (VOC) yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji, sehingga perang
saudara tidak dapat dielakkan. Sementara dalam memperkuat posisinya, Sultan
Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar juga sempat mengirimkan 2 orang
utusannya, menemui Raja Inggris di London tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta
bantuan persenjataan.[1] Dalam
perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan
yang disebut dengan Tirtayasa, namun pada 28 Desember1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC. Sultan Ageng
bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya
dan Syekh Yusuf dari Makasar mundur
ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14 Maret1683 Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di Batavia.
Sementara VOC terus mengejar dan mematahkan perlawanan
pengikut Sultan Ageng yang masih berada dalam pimpinan Pangeran Purbaya dan
Syekh Yusuf. Pada 5 Mei1683, VOC mengirim Untung Surapati
yang berpangkat letnan beserta pasukan Balinya, bergabung dengan pasukan pimpinan
Letnan Johannes Maurits van Happel menundukkan kawasan Pamotan dan Dayeuh
Luhur, di mana pada 14 Desember1683 mereka berhasil menawan Syekh Yusuf.[14]
Sementara setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya menyatakan menyerahkan
diri. Kemudian Untung Surapati disuruh oleh Kapten Johan Ruisj untuk menjemput
Pangeran Purbaya, dan dalam perjalanan membawa Pangeran Purbaya ke Batavia,
mereka berjumpa dengan pasukan VOC yang dipimpin oleh Willem Kuffeler, namun
terjadi pertikaian di antara mereka, puncaknya pada 28 Januari1684, pos pasukan Willem Kuffeler dihancurkan, dan berikutnya Untung
Surapati beserta pengikutnya menjadi buronan VOC. Sedangkan Pangeran Purbaya
sendiri baru pada 7 Februari1684 sampai di Batavia.
a.
Peninggalan Kerajaan
Banten
Di Banten Lama dan sekitarnya
kini masih terdapat beberapa peninggalan kepurbakalaan yang berasal dari zaman
kerajaan Islam Banten (abad XVI – XVIII). Peninggalan tersebut ada yang masih
utuh namun banyak yang tinggal reruntuhannya saja bahkan tidak sedikit yang
berupa fragmen-fragmen kecil. Peninggalan berupa artefak –artefak kecil yang
dikumpulkan dalam penelitian dan penggalian kepurbakalaan kini telah disimpan di
Museum Situs Kepurbakalaan yang terletak di halaman depan bekas Keraton
Surosowan. Peninggalan tersebut adalah :
- Komplek Keraton Surosowan
- Komplek Mesjid Agung
- Meriam Ki Amuk
- Mesjid Pacinan Tinggi
- Komplek Keraton Kaibon
- Mesjid Koja
- Kerkhof
- Benteng Spelwijk
- Klenteng Cina
- Watu Gilang
- Makam Kerabat Sultan
- Mesjid Agung Kenari
BAB
III
A. Kesimpulan
Kerajaan ini hanya berumur pendek.
Namun, para rajanya merupakan pahlawan-pahlawan mujahid terbaik. Raja pertama
mereka adalah Raden Fatah, yang berhasil menjadikan negerinya sebagai sebuah
negara independen pada masanya. Setelah itu anaknya, Patih Yunus (Adipati Unus)
berkuasa. Dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia menghilangkan
kerajaan Majapahit yang beragama Hindhu, yang pada saat itu sebagian wilayahnya
menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis.
Setelah wafatnya Patih Yunus pada
tahun 938 H/1531 M, memerintahlah raja paling terkenal dari kerajaan ini yaitu
Raden Trenggono (Sultan Trenggana). Dia adalah seorang mujahid besar yang di
antara hasil usahanya yang terkenal adalah masuknya Islam ke daerah Jawa Barat.
Dia wafat pada tahun 953 H/1546 M.
Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang terletak di Propinsi Banten.
Mulanya, kerajaan Banten berada dibawah kekuasaan Kerajaan Demak. Namun, Banten
berhasil melepaskan diri ketika mundurnya Kerajaan Demak. Pemimpin Kerajaan
Banten pertama adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada tahun 1522-1570.
Sultan Hasanuddin berhasil membuat Banten sebagai pusat perdagangan dengan
memperluas sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di Sumatera Selatan. Tahun
1570 Sultan Hasanuddin meninggal kemudian dilanjutkan anaknya, Maulana Yusuf
(1570-1580) yang berhasil menakhlukkan Kerajaan Pajajaran pada tahun 1579.
Setelah itu, dilanjutkan oleh Maulana Muhammad (1585-1596) yang meninggal pada
penakhlukkan Palembang sehingga tidak berhasil mempersempit gerakan Portugal di
Nusantara.
B.
Saran
Adapun
yang di sarankan agar makalah ini bisa lebih baik adalah sebagai berikut:
1. Efesiensikan waktu agar tidak
terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
2.
Carilah materi bukan hanya satu sumber tetapi carilah dari
berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Sekecake. Peta dan Kerajaan Demak.http://
warungbaca9.blogspot.com. Kamis 17
September 2015.
Ahmad, al-Usairy.2003.Sejarah Islam Sejak Zaman
Nabi Adam Hingga Abad XX. Jakarta:
Akbar
Media Eka Sarana.
Habib Mustopo dkk. 2007.Sejarah
SMA Kelas XI.Jakarta : Yudhistira.
H.J. De Graaf dan TH,Pigeaud. 2003. Kerajaan
Islam Pertama di Jawa.Jakarta: PT. Pustaka
Utama Grafiti.
Ignaz Kingkin Teja Angkasa dkk.2007.Sejarah
untuk SMA/SMA kelas XI IPS. Jakarta:
Utama Grafiti.
I Wayan, Badrika.2006.Sejarah
untuk SMA kelas XI.Jakarta:Erlangga.
Nana, Supriatna.2007.Sejarah
untuk kelas XI SMA.Bandung : Grafindo Media Pratama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar